Pages

Saturday, October 20, 2012

JANGAN TUNDA INVESTASI


JANGAN TUNDA INVESTASI


Seorang pria paruh baya yang sebentar lagi memasuki usia pensiun sharing dengan teman-teman sekantor. Katanya, dia tidak bahagia memasuki masa pensiun. Dia mengaku tidak bisa tidur nyenyak berhari-hari karena memikirkan bagaimana nasibnya setelah pensiun nanti.

Teman kantor yang usianya masih sekitar 40 tahun itu bertanya dengan nada heran, "Bukankah pensiun itu menyenangkan karena kamu bisa terbebas dari rutinitas kerja, bisa jalan-jalan kemana saja yang disukai, bahkan bisa kembali menekuni hobi yang sempat terlupakan saat menjadi pegawai."
"Pensiun indah itu bisa kunikmati, kalau aku punya uang cukup, Sementara, uang pensiunku tak seberapa. Aku kemarin juga tidak pernah memikirkan investasi. Penghasilanku semuanya habis untuk konsumsi," katanya dengan tatapan sedih.

Cerita diatas mewakili satu fakta bahwa banyak orang yang tidak mempersiapkan masa pensiun dengan baik. Hidup hanya untuk hari ini karena hari esok tidak akan pernah datang. "Live only for today, because tomorrow never comes." Begitulah semboyan anak-anak muda yang cuek saat ditanya mengenai persiapan masa depannya.

Survei yang digelar oleh HSBC di 15 negara dengan melibatkan 15.000 responden juga membuktikan bahwa kesadaran masyarakat untuk mempersiapkan masa pensiun masih rendah.

Dalam survei itu terungkap hanya 13% responden yang merasa sudah mempersiapkan masa pensiun mereka. Lebih fatal lagi, sekitar 86% responden mengaku tidak tahu sumber pendapatan mereka saat pensiun nanti.
Sedangkan survei yang pernah dirilis oleh Majalah Swa terhadap 32 responden professional independen di Jakarta juga mengungkapkan bahwa rata-rata responden terlambat menyiapkan masa pensiunnya.

Menurut survei itu, mayoritas atau 28,13% responden belum merancang pensiun hingga kini. Sebanyak 25% responden merancang pensiun di usia 41-45 tahun dan hanya 3,13% responden merencanakan pensiun sebelum umur 30 tahun.

Terlambat mempersiapkan pensiun juga terjadi pada kalangan pengusaha. Dari 34 responden pengusaha yang disurvei, mayoritas atau 38,24% mengaku belum merancang pensiun hingga sekarang.

Fakta tersebut sangat memprihatinkan karena persoalan tersebut kelak tentu akan menjadi beban keluarga dan sosial. Tentu saja, kesadaran menyiapkan pensiun yang hanya sebatas memenuhi ketentuan pemerintah tidak akan cukup untuk mencapai tujuan hidup sejahtera.
Hidup Sejahtera
Hidup sejahtera sampai hari tua merupakan impian semua orang. Impian itu akan menjadi nyata bila kita memiliki perencanaan keuangan. Kemampuan mengelola keuangan ini sangat penting, mengingat masa produktif atau kemampuan kita untuk menghasilkan uang terbatas, sementara biaya hidup akan terus ada sampai ajal menjemput.

Kepiawaian dalam mengelola penghasilan itu juga sangat penting karena kebutuhan dan keinginan manusia jauh lebih banyak daripada kemampuan rata-rata orang mendapatkan penghasilan. Perencanaan keuangan juga bermanfaat untuk mencegah pola hidup yang konsumtif.

Perencanaan keuangan sebenarnya bukan hal yang sulit. Aktivitas ini hanya membutuhkan tekad untuk menahan nafsu konsumtif dan bersedia menyisihkan sebagian pendapatannya untuk investasi.

Pelajaran mengelola keuangan sebenarnya juga sudah diberikan oleh orang tua. Masih ingat, sewaktu kecil, kita diajarkan untuk menyimpan sebagian uang jajan di celengan? Kemudian, saat memasuki usia remaja, orang tua biasanya juga mulai membukakan rekening tabungan untuk anak-anaknya.
Kebiasaan menyisihkan sebagian uang tersebut, tak hanya penting untuk persiapan masa depan atau masa pensiun, tetapi juga untuk meraih beragam impian-impian, seperti memiliki rumah luas, menyekolahkan anak ke sekolah terbaik, beribadah haji hingga jalan-jalan keliling dunia.

Kapan kita mulai berinvestasi? Investasi sebaiknya tidak ditunda-tunda karena rata-rata usia produktif manusia hanya dalam rentang umur 20 tahun sampai 60 tahun. Jika usia harapan hidup kita 80 tahun, berarti hanya 50 persen atau separo dari usia kita yang mampu menghasilkan uang, sementara 50 persen lainnya adalah usia menghabiskan uang.

Oleh karena itu, para pelajar bisa memulainya dengan menyisihkan sebagian uang jajannya untuk berinvestasi. Begitu pula, anak-anak muda yang baru mulai bekerja atau berpenghasilan.

Investasi yang bertujuan untuk mengembangkan aset atau kekayaan ini, tidak hanya diperlukan oleh mereka yang sudah masuk kategori mapan secara ekonomi atau yang sudah berkeluarga. Para lajang atau yang merasa berpenghasilan pas-pasan tetap penting menyisihkan sebagian gajinya.
Tanpa investasi, nilai aset atau kekayaan kita bakal terus merosot karena inflasi akan menggerusnya dari waktu ke waktu. Jika hal itu terjadi, tentu impian-impian yang sudah direncanakan sebelumnya benar-benar hanya akan menjadi impian belaka.

Investasi juga membantu kita untuk mempersiapkan masa pensiun yang berkualitas karena biaya hidup dari waktu ke waktu terus bertambah. Sebagai ilustrasi, jika biaya hidup kita saat ini sebesar 10 juta per bulan, dengan asumsi inflasi 7 persen per tahun, maka biaya hidup dalam 10 tahun mendatang akan meningkat menjadi kisaran 20 juta per bulan.

Nah, berapa dana yang harus kita siapkan jika tenggang waktu antara usia pensiun dengan ekspektasi sisa hidup kita masih 20 tahun lagi. Tentu besar sekali.

Pertanyaannya, mampukah uang pensiun atau uang pesangon yang kita peroleh selama puluhan tahun menjadi karyawan itu bisa menutupi kebutuhan hidup di masa pensiun dengan gaya hidup sama seperti saat masa produktif? Anda bisa menghitungnya, namun pada umumnya, orang-orang berpendapat tidak cukup.

Itulah alasan mengapa investasi penting dilakukan sejak dini. Semakin dini melakukan investasi, maka kualitas hidup kita bakal lebih baik. Dan, jangan sampai saat muda sudah bekerja keras, namun menjadi terlunta-lunta di hari tua.

Oleh Suli H. Murwani (Indo Premier-IPOT Syariah)

0 comments:

Post a Comment